Langsung ke konten utama

Postingan

Berlapang Dada - Sekuat Karang

Postingan terbaru

Cintamu Tulus atau Pamrih?

Entah berapa ratus kali aku mengatakan, "terimakasih suamiku" tapi tak pernah sekalipun aku mendengar "terimakasih istriku". Aku bilang, "terimakasih sudah bekerja keras untuk keluargamu, dan sudah mau menjadi imamku". Ingin sekali kudengar dari lisannya sekali saja, "terimakasih istriku, karena kamu bersedia menjadi pendampingku dan menjadi ibu dari anak-anakku". Dikala aku membantunya tapi ternyata caraku salah, ia tak pernah mengucapkan terimakasih dengan tulus dan tersentuh bahwa ada seorang wanita yang bukan saudara sedarahnya ataupun orang tuanya rela memikirkan kebahagiaannya. Ia hanya mengingat kesalahan itu tanpa peduli niat baiknya. Terus saja ia mengucapkan, "hargai aku". Seolah-olah istrinya tak pernah menghargainya, dan usaha yang dilakukan untuk keluarga kecilnya tidaklah berguna. Ia tak pernah tahu..... Semakin hari, hati istri pun semakin hancur. Awalnya ia dengan mudah bangkit dan melupakan kemarahan suamin

Alhamdulillah 'ala kulli hal

Katanya Kalau sedih maka keluarkan tangismu Katanya Kalau marah maka luapkanlah emosimu Katanya Kalau benci ungkapkanlah isi hatimu Katanya Jika punya masalah maka ceritakanlah Tapi semua sudah kulakukan Yang ada hanyalah pilu yang menyisa Dikala air mata ingin dibendung Ternyata ia tak pernah mau dibendung Lalu aku bertanya Bagaimana aku menyembuhkan lukaku Sedangkan ia yang membuat luka terus saja melakukannya Ingin kuteriak "enyahlah dari hadapanku" Semoga kamu ditelan oleh waktu yang membawamu ke antah berantah Tapi itu hanyalah khayalan belaka tak mungkin bias terjadi yang terjadi hanyalah aku yang masih terpuruk dalam kesakitanku sendiri membencimu Baru aku tersadar bahwa Tuhan hanya mencintaiku dengan cara-Nya Ini semua hanya ujian sebagai bukti cinnta-Nya dan aku hanya dituntun untuk mencapai masa dimana aku bisa berkata "Alhamdulillah 'ala kulli hal" di keadaan yang tak ku inginkan. - Pelangi Keihidupan -

Dengan Sang Waktu

Bertemu Dimanakan kita akan bertemu Dengan Sang Waktu yang indah Karena sekarang ia tiada Hanya kelam menggelayut Pikiran melayang menusuk-nusuk jiwa Bait-bait puisi jadi obatnya yang hanya sementara semoga kita akan bertemu Dengan Sang Waktu yang indah tiada lagi tangis yang tak mampu terluapkan tak ada pilu yang tersembunyi tajam seperti serpihan kaca yang menancap di jantung begitu menyakitkan semoga kita akan bertemu Dengan Sang Waktu yang indah - Pelangi Kehidupan -

Mencari

Aku sering merasa hidup ini hampa setelah kepergian ke-empat anak kembarku: Zahra, Salsabila, Hamzah, Hafshah. Begitu berat raasnya menanggung rasa bersalah yang begitu dalam. Sering kali aku menangis sangat lama ketika teringat rangkaian demi rangkaian kejadian yang telah terjadi, aku begitu menyalahkan diri sendiri hingga tak tahu apakah diri ini masih berguna. Selang 3 bulan setelah kepergian meraka, aku kembali diberikan amanah untuk mengandung untuk yang kedua kalinya. Kali ini hanya 1 janin saja dalam kandunganku, lebih mudah bagiku menjalani kehamilan kali ini karena terasa lebih ringan berkali-kali lipat dibandingkan kehamilan quardplet. Tapi, meskipun aku telah hamil lagi. Rasa hampa itu masih saja tersisa. Perasaanku begitu sensitive dan sering menganggap bahwa aku sudah tidak lagi ada yang menyayangi. Aku sudah tidak berguna lagi untuk siapa-siapa. Aku juga merasa seperti sudah tidak memiliki keluarga. Memang tidaklah mudah menjalani kehidupan rumah tangga jauh dari k

Keluarga Pelangi - Kelahiran Zahra Atta Hafidz

Hari itu adalah tanggal 26 Desember 2018, seperti biasanya Mamah pukul 5.30 pergi untuk membeli sarapan karena aku sudah lapar. Kehamilanku yang berusia hamper 18 minggu, dengan 4 janin di dalamnya membuatku mudah lapar. Apalagi ini di kampong halamanku, makanannya membuatku berselera tidak seperti saat aku di Jakarta susah mencari makanan yang aku inginkan. Sudah 1 minggu aku di Semarang, sejak 19 Desember 2018. Awalnya aku tak mau pergi kemana-mana karena kandunganku sudah sangat besar. Tapi aku merasa bersalah karena suamiku setiap hari bete gara-gara aku malas makan. Jadi tiap malam suasananya ga enak, aku jadi mulai tertekan karena ga enak sama suamiku. Suamiku mengatakan berulang kali menyuruhku untuk ke Semarang. Awalnya aku menolak, tapi akhirnya aku meng-iyakan karena ga mau bikin suamiku sedih karena aku susah makan. Aku pikir-pikir mungkin dengan ke Semarang nafsu makanku jadi meningkat. Akhirnya aku dibelikan tiket pesawat ke Semarang, aku harus berangkat sendirian. Hal

Keluarga Pelangi - Kehamilan Pertamaku : Quardplets

Hari itu  begitu membahagiakan bagi aku dan suamiku, karena yang kami nantikan selama 3,5th akhirnya terwujud. Aku positif hamil anak pertama kami. Keesokan harinya aku bergegas ke Rumah Sakit untuk memastikan kehamilanku. Aku berangkat sendirian karena suamiku sudah kembali on-site. dr.Carmel melakukan usg dan benar terlihat telah ada kantong kehidupan, usianya diperkirakan 4 minggu. Saat usg seperti ada lebih dari 1 kantong, tapi karena masih belum yakin akhirnya dokter membuat jadwal control lagi pada usia 7 minggu untuk melihat perkembangannya apakah benar ada lebih dari 1 kantong bakal janin atau diprediksi aku hamil anak kembar. 3 minggu kemudian aku kembali ke Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, di Jakarta Utara tempat biasa aku control dan melakukan terapi PCOs sejak awal. Perkembangan janin pun terlihat derastis, terlihat dengan jelas ada 3 kantong. Ya..aku dinyatakan mendapatkan kehamilan khusus yaitu Triplets. Dikarenakan kehamilan khusus, maka dr.Carmel menyarankan untuk