Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Alhamdulillah 'ala kulli hal

Katanya Kalau sedih maka keluarkan tangismu Katanya Kalau marah maka luapkanlah emosimu Katanya Kalau benci ungkapkanlah isi hatimu Katanya Jika punya masalah maka ceritakanlah Tapi semua sudah kulakukan Yang ada hanyalah pilu yang menyisa Dikala air mata ingin dibendung Ternyata ia tak pernah mau dibendung Lalu aku bertanya Bagaimana aku menyembuhkan lukaku Sedangkan ia yang membuat luka terus saja melakukannya Ingin kuteriak "enyahlah dari hadapanku" Semoga kamu ditelan oleh waktu yang membawamu ke antah berantah Tapi itu hanyalah khayalan belaka tak mungkin bias terjadi yang terjadi hanyalah aku yang masih terpuruk dalam kesakitanku sendiri membencimu Baru aku tersadar bahwa Tuhan hanya mencintaiku dengan cara-Nya Ini semua hanya ujian sebagai bukti cinnta-Nya dan aku hanya dituntun untuk mencapai masa dimana aku bisa berkata "Alhamdulillah 'ala kulli hal" di keadaan yang tak ku inginkan. - Pelangi Keihidupan -

Dengan Sang Waktu

Bertemu Dimanakan kita akan bertemu Dengan Sang Waktu yang indah Karena sekarang ia tiada Hanya kelam menggelayut Pikiran melayang menusuk-nusuk jiwa Bait-bait puisi jadi obatnya yang hanya sementara semoga kita akan bertemu Dengan Sang Waktu yang indah tiada lagi tangis yang tak mampu terluapkan tak ada pilu yang tersembunyi tajam seperti serpihan kaca yang menancap di jantung begitu menyakitkan semoga kita akan bertemu Dengan Sang Waktu yang indah - Pelangi Kehidupan -

Mencari

Aku sering merasa hidup ini hampa setelah kepergian ke-empat anak kembarku: Zahra, Salsabila, Hamzah, Hafshah. Begitu berat raasnya menanggung rasa bersalah yang begitu dalam. Sering kali aku menangis sangat lama ketika teringat rangkaian demi rangkaian kejadian yang telah terjadi, aku begitu menyalahkan diri sendiri hingga tak tahu apakah diri ini masih berguna. Selang 3 bulan setelah kepergian meraka, aku kembali diberikan amanah untuk mengandung untuk yang kedua kalinya. Kali ini hanya 1 janin saja dalam kandunganku, lebih mudah bagiku menjalani kehamilan kali ini karena terasa lebih ringan berkali-kali lipat dibandingkan kehamilan quardplet. Tapi, meskipun aku telah hamil lagi. Rasa hampa itu masih saja tersisa. Perasaanku begitu sensitive dan sering menganggap bahwa aku sudah tidak lagi ada yang menyayangi. Aku sudah tidak berguna lagi untuk siapa-siapa. Aku juga merasa seperti sudah tidak memiliki keluarga. Memang tidaklah mudah menjalani kehidupan rumah tangga jauh dari k