Langsung ke konten utama

Keluarga Pelangi - Berdamai dengan Kehilangan


Setiap dari kita pasti pernah merasakan kehilangan dan akan merasakan kehilangan lagi lagi dan lagi sampai menutup mata.

Siapa yang tak meneteskan air mata ketika membayangkan saat itu terjadi? Dimana kamu harus kehilangan orang yang sangat kamu cintai. Misalkan ibu, ayah, anak, dan... suami

Tapi, saat kamu telah menutup mata (read:mati) maka orang lainlah yang akan merasa kehilangan. Teman, sahabat, orangtua, atasan di kantor, istri dan anak kita tentunya.


Dari sekian banyak orang yang merasa kehilangan karena kepergianmu adalah istri dan anak-anak (jika mereka telah mengerti apa jawaban dari pertanyaan di kepalanya: "Mengapa ayah tak menjawab saat kusapa, ia tak tersenyum dan tertawa saat aku melempar senyum melihat kedatangannya.
Ia hanya terbaring dengan mata tertutup, hidung disumbat kapas, dan berpakaian putih yang diikat? )

Saat itu mungkin anakmu tak tahu jika pakaian yang terakhir kali ia lihat membungkus tubuh ayahnya itu adalah kain kafan. Dan hari itu adalah hari terakhir ia melihat wajah ayahnnya secara langsung di dunia ini.

Tak ada lagi panggilan "Nak" dari ayahnya, tak ada lagi pelukan erat dari ayahnya, tak ada lagi tangan besar yang menggenggam jari jemarinya, menuntunnya ke masjid, ke TPQ, mengantarnya ke sekolah atau berjalan-jalan keliling kampung.

Jika tiba waktumu untuk pergi maka orang lain di sekitarmulah yang harus berdamai dengan kehilangan. Apa yang kamu akan katakan pada istri dan anakmu, jika kamu tahu bahwa dirimu akan pergi meninggalkan semuanya di dunia ini?

Pastilah kamu hanya akan mengatakan dari "sana" : ikhlaskanlah aku pergi dan lanjutkanlah hidupmu.
Saat ini kamu masih hidup, persiapkanlah keluargamu untuk bisa berdamai dengan KEHILANGAN.

Ajarkan mereka bahwa:
- Setiap awal pasti ada akhir
- Setiap pertemuan pasti ada perpisahan
- Setiap yang hidup akan mati
- Allah Maha Mengetahui segala sesuatu dan kita tidak.
- Takdir Allah adalah yang terbaik untuk hambaNya
- Setiap peristiwa pasti ada hikmah
- Kita hidup di dunia ini hanyalah untuk diuji atas "Ketauhid-an" pada Allah.


Suamiku pernah berpesan : "Jangan kamu mencintaiku berlebihan, jangan kamu merindukanku berlebihan".Agar saat aku pergi, kamu tidak merasakan sakit yang teramat sangat karena cintamu yang berlebihan padaku. Kamu harus bisa menjadi wanita yang mandiri dan bisa melakukan banyak hal. Itu adalah bekal untukmu melanjutkan hidup tanpaku. Aku ingin apabila saat itu telah tiba, kamu telah menjadi wanita yang siap menghadapinya dan mengajarkannya pada anak-anak kita.

Letakkanlah cintamu yang sebesar lautan pada Allah azawajala. Dan letakkanlah sisa cintamu padaku, tak apa kamu berikan aku sisa cinta. Sisa cinta, setelah kau berikan cinta terbesarmu pada Allah Yang Maha Kuasa.

Jadi sudah siapkah kamu Berdamai dengan Kehilangan?

Tulisan ini aku buat di Jakarta, pada tanggal 20 September 2018 diposting di akun instagramku.
.
.

Putri Salsabila
.
.
#berdamaidengankehilangan
#perpisahan
#keluarga
#hinggasenjadatang

#romance

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profile Tokoh (Eko Pratomo Suyatno) : Ayah Berhati Malaikat

  Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!! Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak. Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun,

Berlapang Dada - Sekuat Karang

  Aku tidak boleh menangisi nasibku yang bersuamikan siapa. Ini pilihanku sendiri. Kalaupun pilihanku ini membuat hidupku susah dan hidup sengsara lagi seperti apa yang dialami orangtuaku dulu, semoga Alah kuatkan pundakku. Aku tak boleh meratapi apa yang terjadi padaku kemarin, saat ini ataupun yang terjadi di masa depan meski itu akan terasa pahit dan menyedihkan dijalani. Menangis hanya akan membuatku tidak berani menerima kenyataan dan takut unntuk melangkah maju meninggalkan beban yang ada di pundaku saat ini. Kalaupun aku melangkah untuk melepaskan beban di pundak yang nantinya hanya untuk berganti dengan beban lain yang mungkin lebih berat, berharap saja agar beban itu akan dibuatNya lebih ringan untuk dijalani. Allah, aku tak ingin menyesali keputusanku. Tuntun aku dan kuatkan aku untuk menjalani hari-hari esok sebagai seorang anak, seorang istri dan juga seorang ibu bagi anakku. Aku pasrahkan masa depan anak dan keluargaku padaMu Ya Allah. KepadaMu aku berserah.

cord d'bagindas empat mata

Empat Mata d'Bagindas [intro] E B C#m A 3x E B Biarkanlah diri ini C#m A Untuk mencoba mendekatimu E B Mendekati indahnya dirimu C#m A Dirimu yang hadir di mimpiku [int] E B C#m A E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu C#m B Ku katakan aku cinta kamu A E Empat mata ku ingin bertemu C#m B Tuk ungkapkan isi di hatiku E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu