~ Agar
Aku
Menjadi Bijak~
Kurang lebih 1 1/2 tahun, aku masih saja acuh dengan kaum adam. Hingga ada seorang teman laki-laki yang berani bercakap-cakap denganku.
Aku yang sangat senang mendengarkan cerita dan selalu ingin bermanfaat bagi orang lain, juga sangat senang bisa bertukar pikiran, pengalaman, serta pendapat dengannya.
Aku merasa klop denganya, sangat dekat, kami bercerita, tertawa, ngelucu, nyanyi, berpikir, dan mulai bekerjasama dalam berbagi hal.aku memang tak pernah menanyakan sesuatu hal yang pribadi pada seseorang, jika aku membutuhkannya maka aku akan mencari infonya sendiri sampai dapat. Pantang untukku menanyakan hal pribadi seseorang.
Teman-teman kali ini mulai jahil, mungkin karena aku juga sudah mulai mau sedikit membuka diri dan berbaur dengan teman yang sebelumnya tak pernah aku bayangkan akan berteman dengan mereka. Teman-teman di kelas menjahili aku dan dia, awalnya aku biasa saja.
Tapi semenjak dia berubah sikap, dan menundukkan pandangannya padaku. Aku mulai berpikir, apa salahku? Dari rasa takut bersalahku itu, menyeret pikiranku untuk memikirkan dia, dia dan dia. Begitu terbebaninya pikiranku karena perubahan sikapnya. Sedangkan kejahilan teman-teman semakin menjadi-jadi.
Aku merasa semakin takut untuk dekat dengan dia lagi, dan memutuskan untuk berjauh-jauhan bahkan tak berinteraksi sedikitpun dengannya. Keadaan ini semakin membuat aku frustasi, dan malah membuat aku merasa sangat kehilangan dia. Sampai aku berandai-andai "andai saja teman-temanku tak jahil dan jadi mak comblang, pasti semua ini tak akan terjadi, pasti kami baik-baik saja tetap menjadi teman akrab".
Tapi sudahlah, semua ini adalah proses, kita juga tak tahu kejutan apa yang ingin Allah berikan padaku untuk mendidik aku menjadi seseorang yang bijaksana dan lebih baik lagi.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Nantikan halaman selanjutnya dari Diary 21
^_^
Komentar
Posting Komentar