Langsung ke konten utama

Hanya Aku dan Harapanku


Tak tahu apa yang sedang aku pikirkan. Saat ini aku bingung, hanya berharap Tuhan berbelas kasih padaku untuk menunjukkan jalan yang terbaik yang harus aku ambil. Semalam aku mengamati deretan  foto-foto seorang wanita , wanita itu adalah sosok masa lalu dari orang yang saat ini sangat menyayangiku. Aku merasa sangat tak pantas menggantikan sosok wanita seperti dia. Dia terlihat sangat baik, dewasa, pintar, cantik, dan banyak kelebihan pada dirinya yang mungkin tak kumiliki. Masih berkecamuk dalam pikirku apa pantas orang seperti diriku ini dikagumi oleh banyak orang? Malu rasanya mengingat semuanya.

          Beberapa menit mata ini memandangi foto di album foto FB wanita itu, terdiam, terpaku, meratap, 



 mengapa wanita sebaik dia ditinggalkan? 


apa salahnya? 

Bagaimana perasaannya waktu mereka berdua berpisah?

Apakah dia merasa sakit?

 Dia yang sudah menjadi seseorang saat ini, apakah masih menyimpan perasaan cintanya yang dulu?

 Apakah masih ada secercah harap yang tersimpan dalam lubuk hatinya yang terdalam untuk kembali ke masa lalu?


Jika semua jawaban itu adalah 



“YA” 


, mungkin detik itu juga air mata akan deras mengalir tanpa henti. Meratapi betapa jahatnya diri ini yang tak memahami perasaan wanita sebaik dia.  






Cermin yang menemaniku malam tadi, membuatku bingung akan semuanya. Aku masih melihat diri ini adalah seorang gadis kecil, tapi aku tak tahu bagaimana dunia menilaiku? Apakah mereka menilaiku seperti apa aku menilai diriku, ataukah dunia melihatku sebagai seorang wanita yang beranjak dewasa? Aku tak tahu.  




Bermunajah kepadaNya malam tadi membuatku tenang, rasanya seperti Lailatul Qadar datang padaku, bibir dan hati ini melepas untaian doa yang begitu indah yang jarang bisa aku ucapkan. 
 

 




Jika boleh aku sedikit bercerita. Aku ingin suatu saat aku bisa mendidik seorang anak menjadi orang yang berguna bagi banyak orang, bagi agamanya, orang tuanya, negaranya, aku ingin mendidik seorang pemimpin yang bisa mendidik dan menjadi teladan. Aku juga ingin Allah memberiku kesempatan untukku bisa memberikan mahkota di syurga untuk kedua orang tuaku dengan menjadi seorang hafidzah, aku juga ingin sukses dan mensukseskan semua saudaraku. Yang terakhiraku ingin ketika aku tiada kelak, aku telah bisa membuat semua orang tersenyum, tak ada lagi duka, air mata kesedihan, marah, benci, dendam, dengki, yang ada hanya  cinta kasih.

.......................................

Aku ingin mewujudkan mimpi yang sering menyelimutiku di kala malam. Aku menggandeng erat seorang bocah kecil yang begitu tenang, rupawan dan bersinar. Aku dan bocah itu ada di tempat yang terhormat . Biru sebuah warnah yang tak pernah tertinggal, mungkin itu pertanda ketenangan yang aku harapkan.


Komentar

  1. hehehe...ada deh sept..tapi ga papa kog, meri. biasalah cewe. klo sama someone especialy ne se2org yg skarang deket sama kita, jadi rada gmn gitu...hehehe

    BalasHapus
  2. Aku ingin mewujudkan mimpi yang sering menyelimutiku di kala malam. Aku menggandeng erat seorang bocah kecil yang begitu tenang, rupawan dan bersinar. Aku dan bocah itu ada di tempat yang terhormat . Biru sebuah warnah yang tak pernah tertinggal, mungkin itu pertanda ketenangan yang aku harapkan.

    amin smoga cepat terwujud.

    salam persahabatan, pertama kali saya berkunjung disini

    BalasHapus
  3. aamiin..aamiin.....senang berteman denganmu :)
    Smoga kamu juga bisa wujudkan setiap harapan dan mimpimu, yakinlah setiap rencana kita yang kita pasrahkan padaNya pasti akan terlaksana, asalkan kita yakin :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profile Tokoh (Eko Pratomo Suyatno) : Ayah Berhati Malaikat

  Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!! Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak. Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun,

Berlapang Dada - Sekuat Karang

  Aku tidak boleh menangisi nasibku yang bersuamikan siapa. Ini pilihanku sendiri. Kalaupun pilihanku ini membuat hidupku susah dan hidup sengsara lagi seperti apa yang dialami orangtuaku dulu, semoga Alah kuatkan pundakku. Aku tak boleh meratapi apa yang terjadi padaku kemarin, saat ini ataupun yang terjadi di masa depan meski itu akan terasa pahit dan menyedihkan dijalani. Menangis hanya akan membuatku tidak berani menerima kenyataan dan takut unntuk melangkah maju meninggalkan beban yang ada di pundaku saat ini. Kalaupun aku melangkah untuk melepaskan beban di pundak yang nantinya hanya untuk berganti dengan beban lain yang mungkin lebih berat, berharap saja agar beban itu akan dibuatNya lebih ringan untuk dijalani. Allah, aku tak ingin menyesali keputusanku. Tuntun aku dan kuatkan aku untuk menjalani hari-hari esok sebagai seorang anak, seorang istri dan juga seorang ibu bagi anakku. Aku pasrahkan masa depan anak dan keluargaku padaMu Ya Allah. KepadaMu aku berserah.

cord d'bagindas empat mata

Empat Mata d'Bagindas [intro] E B C#m A 3x E B Biarkanlah diri ini C#m A Untuk mencoba mendekatimu E B Mendekati indahnya dirimu C#m A Dirimu yang hadir di mimpiku [int] E B C#m A E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu C#m B Ku katakan aku cinta kamu A E Empat mata ku ingin bertemu C#m B Tuk ungkapkan isi di hatiku E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu