“
JERU = DALAM ”
Story di Semarang,
24 November 2011
KAMIS Kemarin aku diantar Kempo pulang ke
rumah Puding singkatan dari Pucang Gading (Rumah Pakdhe Mpong ‘n Budhe Warni
tersayang). Mereka sudah kuanggap seperti orang tua kandungku sendiri, begitu
juga Pakdhe dan Budhe menganggapku.
Gerimis di pagi ini sedikit
menentramkan, walau ternyata benar seprti yang aku selalu katakan “Saat mendung
datang, dan hujan turun begitu juga hatiku, dia juga akan bersedih”.
Ga’ tau kenapa hari ini sensitif
banget, mulanya dari Andre yang diem aja dari mulai masuk kelas jadi bikin aku
badmood sampai detik ini. Kempo yang sakit tapi ga’ mau makan, anak-anak TMO
yang aneh sama aku, badanku yang rasanya ga’ enak, udah deh lengkap masalah
bikin aku gusar ga’ tenang.
Aku
salah apa sih sebenernya?
Apa aku udah jahat sama kalian?
Apa aku
udah nyinggung perasaan kalian?
Apa aku bikin kalian sebel?
Imbasnya malah ke Kempo, kasihan
sampai tak kirimi sms dengan bahasa yang kayaknya cukup tinggi ‘n “JERU =
DALAM” kata anak-anak sekarang.
Dia akan ada bila terbiasa,
Dia akan pudar bila ragu,
Dia akan lenyap bila sudah tak
biasa.
Bila gundah datang, kau tak juga
mengerti
Maka aku akan ragu.
Bila ragu menghantui, kau tak juga
bicara
Maka aku akan diam.
Bila diam kita terbiasa, mengertilah.
Jika tidak, pecahkan saja biar
ramai,
Biar tak ada lagi.
# cari sastrawan buat
mengartikannya!
Komentar
Posting Komentar