Langsung ke konten utama

part G-3

~ Agar Aku
Menjadi Bijak~

Kurang lebih 1 1/2 tahun, aku masih saja acuh dengan kaum adam. Hingga ada seorang teman laki-laki yang berani bercakap-cakap denganku. 

 

Aku yang sangat senang mendengarkan cerita dan selalu ingin bermanfaat bagi orang lain, juga sangat senang bisa bertukar pikiran, pengalaman, serta pendapat dengannya. 

 

Aku merasa klop denganya, sangat dekat, kami bercerita, tertawa, ngelucu, nyanyi, berpikir, dan mulai bekerjasama dalam berbagi hal.aku memang tak pernah menanyakan sesuatu hal yang pribadi pada seseorang, jika aku membutuhkannya maka aku akan mencari infonya sendiri sampai dapat. Pantang untukku menanyakan hal pribadi seseorang. 

 

Teman-teman kali ini mulai jahil, mungkin karena aku juga sudah mulai mau sedikit membuka diri dan berbaur dengan teman yang sebelumnya tak pernah aku bayangkan akan berteman dengan mereka. Teman-teman di kelas menjahili aku dan dia, awalnya aku biasa saja. 

 

Tapi semenjak dia berubah sikap, dan menundukkan pandangannya padaku. Aku mulai berpikir, apa salahku? Dari rasa takut bersalahku itu, menyeret pikiranku untuk memikirkan dia, dia dan dia. Begitu terbebaninya pikiranku karena perubahan sikapnya. Sedangkan kejahilan teman-teman semakin menjadi-jadi. 

 

Aku merasa semakin takut untuk dekat dengan dia lagi, dan memutuskan untuk berjauh-jauhan bahkan tak berinteraksi sedikitpun dengannya. Keadaan ini semakin membuat aku frustasi, dan malah membuat aku merasa sangat kehilangan dia. Sampai aku berandai-andai "andai saja teman-temanku tak jahil dan jadi mak comblang, pasti semua ini tak akan terjadi, pasti kami baik-baik saja tetap menjadi teman akrab".

  

Tapi sudahlah, semua ini adalah proses, kita juga tak tahu kejutan apa yang ingin Allah berikan padaku untuk mendidik aku menjadi seseorang yang bijaksana dan lebih baik lagi. 

 

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

 

Nantikan halaman selanjutnya dari Diary 21 

^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profile Tokoh (Eko Pratomo Suyatno) : Ayah Berhati Malaikat

  Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!! Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak. Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun,

Berlapang Dada - Sekuat Karang

  Aku tidak boleh menangisi nasibku yang bersuamikan siapa. Ini pilihanku sendiri. Kalaupun pilihanku ini membuat hidupku susah dan hidup sengsara lagi seperti apa yang dialami orangtuaku dulu, semoga Alah kuatkan pundakku. Aku tak boleh meratapi apa yang terjadi padaku kemarin, saat ini ataupun yang terjadi di masa depan meski itu akan terasa pahit dan menyedihkan dijalani. Menangis hanya akan membuatku tidak berani menerima kenyataan dan takut unntuk melangkah maju meninggalkan beban yang ada di pundaku saat ini. Kalaupun aku melangkah untuk melepaskan beban di pundak yang nantinya hanya untuk berganti dengan beban lain yang mungkin lebih berat, berharap saja agar beban itu akan dibuatNya lebih ringan untuk dijalani. Allah, aku tak ingin menyesali keputusanku. Tuntun aku dan kuatkan aku untuk menjalani hari-hari esok sebagai seorang anak, seorang istri dan juga seorang ibu bagi anakku. Aku pasrahkan masa depan anak dan keluargaku padaMu Ya Allah. KepadaMu aku berserah.

cord d'bagindas empat mata

Empat Mata d'Bagindas [intro] E B C#m A 3x E B Biarkanlah diri ini C#m A Untuk mencoba mendekatimu E B Mendekati indahnya dirimu C#m A Dirimu yang hadir di mimpiku [int] E B C#m A E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu C#m B Ku katakan aku cinta kamu A E Empat mata ku ingin bertemu C#m B Tuk ungkapkan isi di hatiku E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu