Langsung ke konten utama

Ketika Rasa Ini Kembali


 

Ketika rasa bersalah kembali menyelimuti pikirku
Ketika rasa bersalah tak kunjung enyah dari hatiku
Ketika rasa gundah, tak tenang juga menyatu
Ketika rasa ini kembali, air mata menetes membasahi kain takwaku

Hanya bisa kuadukan rasa ini padaMu Ya Rabb Yang Maha Pelipur Duka
Hanya bisa kudengar ayat suciMu nan menggetarkan jiwa
Hanya bisa kuingat hanya Engkaulah Ya Rabb Yang Maha Pemberi Kenahagiaan
Hanya bisa kumengingat dosa-dosaku yang kian bertambah

Ya Rabb Yg Maha Pemberi Kebahagiaan....
tenangkanlah hati hambamu ini 
beri hammba kesempatan untuk selalu membuat orang lain bahagia, 
jagalah setiap detik hidup hamba dari menyakiti orang lain.

Ya Rabb Yang Maha Pengampun dosa hambaMu......
ampuni kesalahan hambaMu ini
kirimkan senyuman untuk hambaMu ini 
karena hanya engkaulah Yang Maha Pengobat Kesedihan...

Ya Allah Ya Rabb Yang Maha Mengetahui.....
Sampaikanlah maafku pada hati yang tersakiti
Sampaikanlah perasaanku pada hati yang kecewa padaku
Sampaikanlah salam keselamatan yang selalu hamba panjatkan padaMu 

untuk semua orang dalam hidupku
dan untuk semua orang yang tersakiti karenaku 


Semarang, 19 Maret 2012 (19:28)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profile Tokoh (Eko Pratomo Suyatno) : Ayah Berhati Malaikat

  Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!! Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak. Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun,

Berlapang Dada - Sekuat Karang

  Aku tidak boleh menangisi nasibku yang bersuamikan siapa. Ini pilihanku sendiri. Kalaupun pilihanku ini membuat hidupku susah dan hidup sengsara lagi seperti apa yang dialami orangtuaku dulu, semoga Alah kuatkan pundakku. Aku tak boleh meratapi apa yang terjadi padaku kemarin, saat ini ataupun yang terjadi di masa depan meski itu akan terasa pahit dan menyedihkan dijalani. Menangis hanya akan membuatku tidak berani menerima kenyataan dan takut unntuk melangkah maju meninggalkan beban yang ada di pundaku saat ini. Kalaupun aku melangkah untuk melepaskan beban di pundak yang nantinya hanya untuk berganti dengan beban lain yang mungkin lebih berat, berharap saja agar beban itu akan dibuatNya lebih ringan untuk dijalani. Allah, aku tak ingin menyesali keputusanku. Tuntun aku dan kuatkan aku untuk menjalani hari-hari esok sebagai seorang anak, seorang istri dan juga seorang ibu bagi anakku. Aku pasrahkan masa depan anak dan keluargaku padaMu Ya Allah. KepadaMu aku berserah.

cord d'bagindas empat mata

Empat Mata d'Bagindas [intro] E B C#m A 3x E B Biarkanlah diri ini C#m A Untuk mencoba mendekatimu E B Mendekati indahnya dirimu C#m A Dirimu yang hadir di mimpiku [int] E B C#m A E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu C#m B Ku katakan aku cinta kamu A E Empat mata ku ingin bertemu C#m B Tuk ungkapkan isi di hatiku E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu