Langsung ke konten utama

Ini Hidup Gue

Ini Hidup Gue


Lama ga nulis, aku sakit nih teman. Sekarang kamu tau ga , kalo aku punya  temen baru namanya tipes. Dia akan datang waktu aku kecapekan, lupa makan, dan kurang minum. atau lagi marah! 

Why? Kenapa marah dijadikan alasan timbulnya tipes?

Sorry bro, itu khusus aku. Aku ga boleh marah, makannya itu aku harus bener2  sabar. Kepengennya sih orang-orang di sekitarku juga ngertiin aku, dan ga bikin aku  emosi  biar aku ga marah. Tapi apa mau dikata, namanya orang beda-beda. Embok gue aja masih sering nyebelin, marah2 sendiri padahal aku diem aja dan ga ngomong apapun. Ya terserahlah, paling aku : sabar...sabar...sambil menghela napas panjangnggngggggg.......................... banget.

Tau apa yang aku rasain klo pas marah? Ni kepala rasanya huuuuuuuh........sakuiiit bener, berat, ni jidat rasanya kayak ada batu besar nempel di dalem. Trus mata rasanya mau merem saking sakitnya kepala, tenggorokan udah gatel buat ngeluarin batuk dan menarik semua udara dari dalam peru, wal hasil pasti muntah-muntah, air mata juga keluar, dan badanpun jadi lemas dan tempat terakhir adalah RUMAH SAKIT , dispensasinya ya paling puskesmas dengan harus berkali2 control, disuntik, dan masuk lab untuk lagi2 direnggut tu darah gue ditaroh pada alat yang kalo ga salah kata guru SD-ku dulu namanya mikroskop.

Bener2 ga enak kan ? susah juga kan jadi aku? 

Now! Aku dipaksa say good bye sama pedes, minyak,santan, gorengan,mie , ya pokoknya yang enak-enak lah. Tau makananku sekarang ?

There are bubur putih, roti tawar susu, telur rebus,kentang rebus, sayuran bebas santan dan bebas pedas, ya sebangsa yang lembek-lembek gitu. Lebih parah lagi aku suruh makan bubur bayi kayak sun and nestle gitu. Ihhhhhhhhhhh...sumpah ini nyiksa banget! Aku bukan bayi kenapa harus makan itu, apa ga ada pilihan lain?

Dan kamu pernah ngebayangin minum sirup cacing, atau lebih tragis lagi : makan cacing.? Wueeeeeeeeeek..............tau? aku mau disuruh makan ddan minuman dengan bahan dasar cacing. 

Sumpah deh, sampe2 aku nyeplos :  Allah kenapa hidup ini ga adil rasanya? Aku harus hidup kayak gini.

Tuh tuh tuh....ni perut udah kruesan kagak kuat nahan sakitnya usus ngerus usus yang lain. Udah waktunya aku minum obat yang ukurannya gede2 banget kayak pelurunya Marius yang kagak bisa nembak (dalam film Darah Garuda). Mungkin emang tu ukuran sengaja dibuat segede pelurunya Marius, untuk mengenang sejarah pahlawan jaman dulu kali ye?....
                                                                                                         25/12/2011, di kamar tengah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profile Tokoh (Eko Pratomo Suyatno) : Ayah Berhati Malaikat

  Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!! Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak. Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun,

Berlapang Dada - Sekuat Karang

  Aku tidak boleh menangisi nasibku yang bersuamikan siapa. Ini pilihanku sendiri. Kalaupun pilihanku ini membuat hidupku susah dan hidup sengsara lagi seperti apa yang dialami orangtuaku dulu, semoga Alah kuatkan pundakku. Aku tak boleh meratapi apa yang terjadi padaku kemarin, saat ini ataupun yang terjadi di masa depan meski itu akan terasa pahit dan menyedihkan dijalani. Menangis hanya akan membuatku tidak berani menerima kenyataan dan takut unntuk melangkah maju meninggalkan beban yang ada di pundaku saat ini. Kalaupun aku melangkah untuk melepaskan beban di pundak yang nantinya hanya untuk berganti dengan beban lain yang mungkin lebih berat, berharap saja agar beban itu akan dibuatNya lebih ringan untuk dijalani. Allah, aku tak ingin menyesali keputusanku. Tuntun aku dan kuatkan aku untuk menjalani hari-hari esok sebagai seorang anak, seorang istri dan juga seorang ibu bagi anakku. Aku pasrahkan masa depan anak dan keluargaku padaMu Ya Allah. KepadaMu aku berserah.

cord d'bagindas empat mata

Empat Mata d'Bagindas [intro] E B C#m A 3x E B Biarkanlah diri ini C#m A Untuk mencoba mendekatimu E B Mendekati indahnya dirimu C#m A Dirimu yang hadir di mimpiku [int] E B C#m A E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu C#m B Ku katakan aku cinta kamu A E Empat mata ku ingin bertemu C#m B Tuk ungkapkan isi di hatiku E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu