Langsung ke konten utama

Bukan Demo atau Anarki

Hai orang berpendidikan
Apa tak sekerlip pun matapun
kalian mau melihat kami
Ya...aku tahu
Pasti "tidak" karena kami
hanya insan tak berpunya

Kalian bangga dengan ilmu
dan nilai jerih orang tua
Kalian bangga dengan harta
dan martabat yang diperoleh dengan cara apa pun

Ah...betapa mirisnya
melihat orang sepertimu
memegang kendali kenegaraan

Betul bukan?
Saking bosannya kau dengan kelelahan
Saking bosannya kau dengan tugas
Saking bosannya kau dengan segala kesulitan
Jalan terindah adalah berleha-leha
Walaupun banyak rakyat bodoh
Walaupun banyak rakyat melarat
Walaupun banyak rakyat gila
Walaupun banyak rakyat mati kelaparan
atau penyakitan...
Tetap saja bagimu jalan terindah adalah berleha-leha

Andai aku orang berpunya
Andai aku punya kesempatan
Andai Tuhan mengijabah

Aku ingin bersekolah
agar menjadi orang cerdas dan berbudi
bukan ilmu tanpa moral dan mental

Aku ingin bercerita
ingat "bercerita" dan memberi saran
Bukan demo atau anarki
karena aku masih tahu etika
"Bapak Ibu guru yang terhormat"
di koran yang kujual di pinggir jalan ku eja 'Kau pahlawan tanpa tanda jasa '
Janganlah... anda gunakan sekolah sebagai ajang bisnis
dan juga politik untuk dapat jadi kepala
mengutil uang sumbangan masjid dengan dalil kepentingan bersama yang tak jelas
Membengkakkan dana kesiswaan untuk acara yang tak mutu

Andai aku orang pintar
dan orang tuaku berjabatan
Akan ku keritakan padanya
agar dia merombak sistem,
tata dan pola pikir anda

"Bapak Ibu komite yang baik hati"
tolong ajarkan pada kaki tanganmu
bagaimana cara menangani orang tua murid
"ingat Bapak Ibu" orang tua bukan putranya
yang kesulitan membayar biaya sekolah
Tahukah anda semua?
Seorang siswa yang mengetahui tunggakkan SPP dan SPI
pasti akan loyo 
karena beban pikirannya
menjadi jauh lebih berat daripada orang yang mencari uang saja

Anda orang berilmu bukan
Jadi tak perlu insan tak berpunya 
seperti kami ini mengajarimu
menjadi orang yang mau belajar lagi,
berpikr lagi, merenung, dan introspeksi diri


Tertawa aku
Jika ini hanya sekedar wacana
seperti orang-orang berpendidikan 
yang meremehkan gelandangan dan tak berpunya

Kami tak bisa menulis seperti wartawan
karena aku hanya seniman jalanan, 
gelandangan dan tak berpunya
Hanya rangkaian bait yang semrawut
seperti birokrasi di segala aspek negara ini
yang bisa kucoretkan .








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profile Tokoh (Eko Pratomo Suyatno) : Ayah Berhati Malaikat

  Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!! Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak. Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun,

Berlapang Dada - Sekuat Karang

  Aku tidak boleh menangisi nasibku yang bersuamikan siapa. Ini pilihanku sendiri. Kalaupun pilihanku ini membuat hidupku susah dan hidup sengsara lagi seperti apa yang dialami orangtuaku dulu, semoga Alah kuatkan pundakku. Aku tak boleh meratapi apa yang terjadi padaku kemarin, saat ini ataupun yang terjadi di masa depan meski itu akan terasa pahit dan menyedihkan dijalani. Menangis hanya akan membuatku tidak berani menerima kenyataan dan takut unntuk melangkah maju meninggalkan beban yang ada di pundaku saat ini. Kalaupun aku melangkah untuk melepaskan beban di pundak yang nantinya hanya untuk berganti dengan beban lain yang mungkin lebih berat, berharap saja agar beban itu akan dibuatNya lebih ringan untuk dijalani. Allah, aku tak ingin menyesali keputusanku. Tuntun aku dan kuatkan aku untuk menjalani hari-hari esok sebagai seorang anak, seorang istri dan juga seorang ibu bagi anakku. Aku pasrahkan masa depan anak dan keluargaku padaMu Ya Allah. KepadaMu aku berserah.

cord d'bagindas empat mata

Empat Mata d'Bagindas [intro] E B C#m A 3x E B Biarkanlah diri ini C#m A Untuk mencoba mendekatimu E B Mendekati indahnya dirimu C#m A Dirimu yang hadir di mimpiku [int] E B C#m A E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu C#m B Ku katakan aku cinta kamu A E Empat mata ku ingin bertemu C#m B Tuk ungkapkan isi di hatiku E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu