Langsung ke konten utama

SEKAPUR SIRIH

Sebuah kisah yang kutulis untuk menjadi motivasi bagi yang sedang beranjak dewasa.Mungkin ini sedikit membuat hati bergetar dan merasakan kesedihan yang tertuang dalam tulisan ini.
Jangan pernah katakan tidak pada Ibu karena sampai kapanpun kita tidak akan pernah tahu seberapa besar perjuangan dan pengorbanannya , munkin kita juga tidak akan bisa membalas jasa-jasanya.

Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai Sang Surya menyinari dunia …..

Masih ingatkah pada syair itu?
Ya,Ibu bagai pelita yang selalu menyinari setiap kegelapan perjalanan hidupku,
Ibu selalu ada dalam segala keadaanku baik susah maupun senang,
Ibu yang selalu membantu dengan setulus hati dalam setiap kesulitanku,
Ibu yang setia mendengar ocehan, omelan, cerita, juga curahan hatiku.
Ibu bagaikan malaikat nyata yang diciptakan Tuhan untuk putra putrinya.
Hemmmmm…..sedikit ber-melo ria dengan puisi yang memalukan jika dibaca, tapi hanya ini yang dapat kuhadiahkan pada Ibu,sepertinya balasan ini tiada berarti.Namun bagi Ibu, apa yang kita berikan bagaikan anugerah terindah yang selalu terkenang dalam hidupnya.
Mendengar cerita perjalanan Ibu dari masa kecil hingga sekarang membuat hatiku terenyuh. Setiap kisah yang beliau ceritakan padaku, menjadikan sebuah motivasi untukku meraih kesuksesan dal hidup ini. Hingga aku berkata pada diriku sendiri “Aku tidak akan merasa bahagia sebelum mewujudkan mimpi Ibuku “.

Langsung saja baca ceritanya daripada terlalu panjang sekapurnya jadi lima kapur, nanti kamu jadi nge-fans sama aku, terus suka , terus pengen ketemu, teru pengen ngobrol, terus ………………………..................................nabrak deh. HEHEHEHE!Selamat membaca jangan lupa baca Basmallah agar apa yang kita baca menjadikan manfaat bagi kita syukur-syukur bagi orang lain juga.OK!

…………………………>>>>…………………………


Hari ini hari ulang tahun mama, entah yang ke-berapa.Aku ingin memberikan kado ulang tahun yang indah untuk mama, tapi untuk mengatakan “ HAPPY BIRTHDAY” aja aku gengsi padahal setiap hari ulangtahunku, mama nggak pernah lupa memberiku hadiah walaupun cuma kata “selamat…” dan untaian do’a untukku.
Kadang aku berpikir kenapa aku begitu egois ya? Maafkan aku mama, mama membuka ruang cerita denganku.

Rasanya seperti di kos-kos an ya,” kata mama.
Kos-kos an nya siapa?”tanyaku.
Kos-kos an nya Dede Sri(kakak kandung pertama mama) waktu di Pekalongan,”jawabnya.
Lha kok bisa?Kenapa?Yo kayak gini to?Pake tiker”tanyaku lagi. “Ya heem, ranjangnya diatas ada tikernya dibawah, tidurnya dibawah juga,”jawabnya.Aku terdiam.
Tapi mama nggak pernah tidur di kos nya Dede Sri soalnya ada Dede Nono (suami Dede Sri),”tambahnya.
Lha terus tidur mama tidur dimana?”tanyaku lagi.
Tidur di kos nya teman mama,”kata mama.
Perempuan?”tanyaku.
Iya, dua orang yang di foto itu lho,”kata mama.
Iya to? Temennya mama cantik-cantik ya?”pujiku.
Yang satu keturunan Arab itu, tapi katrok orangnya,” mama sedikit menambah.
Hehehe koyok aku, katrok,” kataku dalam hati.
Dulu yang suka sama mama juga orang Arab, yang satu orang tuanya Arab semua, yang satu Ibunya yang Arab bapaknya Jawa, yang satu putih, yang satu lagi agak item, yang blesteran agak halus,yang asli Arab galak,sama-sama tinggi, sama-sama ganteng, sama-sama pengusaha” ceritanya.
Kalau keturunan Arab itu agak pelit dan galak to?kayak pacarnya temanku,”kataku.
Tapi kalau Arab yang cowok suka sama cewek pasti dikejar terus, apalagi ceweknya orang Jawa.Kan orang Arab suka sama orang Jawa.Dulu kalau malam minggu dua orang itu (yang suka sama mama) kucing-kucingan ketemu mama padahal mereka sahabatan, katanya mau berangkat kerja,ternyata ke rumahnya mama,” ceritanya.Aku pun tersenyum dan berpikir kapan ya ada orang yang suka sama aku.


Hemmm….sudahlah,lalu kembali aku mendengarkan cerita mama.

Mama sudah merasakan hidup susah sejak kecil. Pada waktu kecil mama sudah melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel lantai, mencuci pakaian, memasak dan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena mama mempunyai 10 saudara yang juga masih kecil-kecil. Bersama Dede Sri mama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan itu.
Pada waktu SD mama tidak tinggal bersama Mbah Putri tapi bersama Mbah Nah. Mama bantu-bantu orang membawa barang belanjanya dari pasar padahal mama masih kecil.Mama diberi uang jaman lima rupiah yang gede itu, mama belikan tahu sama kacang panjang semua, dapat banyak itu.Kerena mama pengen makan pakai lauk, setiap hari cuma makan sama nasi putih dan pia-pia.Tapi, nggak pernah ditanya uangnya dapat darimana,” cerita mama.

Aku hanya terdiam mendengar kisah ini, mengingat betapa lebih beruntung aku nggak sesulit mama waktu kecil.
Ternyata cerita mama belum selesai.................

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profile Tokoh (Eko Pratomo Suyatno) : Ayah Berhati Malaikat

  Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini. Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!! Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak. Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun,

Berlapang Dada - Sekuat Karang

  Aku tidak boleh menangisi nasibku yang bersuamikan siapa. Ini pilihanku sendiri. Kalaupun pilihanku ini membuat hidupku susah dan hidup sengsara lagi seperti apa yang dialami orangtuaku dulu, semoga Alah kuatkan pundakku. Aku tak boleh meratapi apa yang terjadi padaku kemarin, saat ini ataupun yang terjadi di masa depan meski itu akan terasa pahit dan menyedihkan dijalani. Menangis hanya akan membuatku tidak berani menerima kenyataan dan takut unntuk melangkah maju meninggalkan beban yang ada di pundaku saat ini. Kalaupun aku melangkah untuk melepaskan beban di pundak yang nantinya hanya untuk berganti dengan beban lain yang mungkin lebih berat, berharap saja agar beban itu akan dibuatNya lebih ringan untuk dijalani. Allah, aku tak ingin menyesali keputusanku. Tuntun aku dan kuatkan aku untuk menjalani hari-hari esok sebagai seorang anak, seorang istri dan juga seorang ibu bagi anakku. Aku pasrahkan masa depan anak dan keluargaku padaMu Ya Allah. KepadaMu aku berserah.

cord d'bagindas empat mata

Empat Mata d'Bagindas [intro] E B C#m A 3x E B Biarkanlah diri ini C#m A Untuk mencoba mendekatimu E B Mendekati indahnya dirimu C#m A Dirimu yang hadir di mimpiku [int] E B C#m A E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu C#m B Ku katakan aku cinta kamu A E Empat mata ku ingin bertemu C#m B Tuk ungkapkan isi di hatiku E B Berikanlah aku waktu C#m A Dan keadaan yang engkau mampu E B Empat mata yang ku mau C#m A B Untuk katakan cinta padamu F#m B Hati ini takkan bisa F#m B Lebih lama tuk memendam rasa [chorus] A E Empat mata bicara padamu